Langsung ke konten utama

Daily Activity (English Version) 3

Makassar, 2 August 2018

Today we continue the routine as usual, on this occasion we made danish pastry & cheese tart. but before making it, chef Salam exemplify how to make danish pastry & cheese tart. but our team have a little difficulty in making croissant. it's been made twice but the results are the same. so the second week of practice we will try to make croissant again. ok let's see the terminology of danish pastry. For the Cheese tart itself it doesn't have fixed terminology, it's just that the base comes from a tarlet filled with cream cheese.

  •  Danish Pastry
In Danish, Norwegian, and Swedish, the term for Danish pastry is wienerbrød or wienerbröd, meaning "Viennese bread". The same etymology is also the origin of the Finnish viineri. Danish pastry is referred to as facturas in some Spanish-speaking countries. In Vienna, the Danish pastry, referring to Copenhagen, is called Kopenhagener Plunder or Dänischer Plunder.
The origin of the Danish pastry is often ascribed to a strike amongst bakery workers in Denmark in 1850. The strike caused bakery owners to hire workers from abroad, among them several Austrian bakers, who brought along new baking traditions and pastry recipes. The Austrian pastry of Plundergebäck soon became popular in Denmark and after the labour disputes ended, Danish bakers adopted the Austrian recipes, adjusting them to their own liking and traditions by increasing the amount of egg and fat for example. This development resulted in what is now known as the Danish pastry.

One of the baking techniques and traditions that the Austrian bakers brought with them was the Viennese lamination technique. Due to such novelties the Danes called the pastry technique "wienerbrød" (Vienna bread) and, as mentioned, that name is still in use in Northern Europe today. At that time, almost all baked goods in Denmark were given exotic names. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

EQUIPMENT AND UTENSILS ( The WindChimes )

Kali ini saya akan posting Equipment dan Utensil yang ada di restaurant The Wind Chime, perlu teman-teman ketahui bahwa beberapa Equipment yang ada di restaurant ini merupakan barang impor dari beberapa negara di Eropa, tentunya masalah kualitas,kelebihan atau keunggulan,dan keamanan dijamin terbaik, ok langsung saja.. EQUIPMENT Bandung, 15 Agustus 2017 CHARCOAL GRIL AND OVEN PIRA Equipment ini merupakan senjata utama dari restaurant The Wind Chime. restaurant ini mengusung menu-menu Classic, seperti steaknya yg juici merupakan hidangan andalan yang diolah menggunakan alat ini. Di datangkan dari jerman dan merupakan perpaduan antara grill dan oven tanpa menggunakan listrik ataupun gas, Charcoal (arang) merupakan amunisi yang digunakan untuk memanaskan peralatan ini, suhunya bisa mencapai hingga 700º C, disaat mencapai suhu maksimum, suhu bagian luar alat ini rendah, sangat aman karena alat ini bisa mengatur atau menjaga temperaturnya hingga 70ºC di bagian l

Daily Activity (Indonesian Version) 17

Makassar, 17 October 2018 Halo, kembali lagi.. saya ingin mengucapkan terima kasih jika anda suka membaca blog saya hampir setiap hari. oke hari ini saya mencoba belajar cara mengukir buah atau sayuran. Ukiran sayur adalah seni mengukir sayuran untuk membentuk benda-benda indah, seperti bunga atau burung. Asal-usul mengukir sayuran diperdebatkan: beberapa percaya itu telah dimulai di Jepang pada zaman kuno, yang lain percaya itu telah dimulai di Sukothai, Thailand 700 tahun yang lalu, sementara yang lain percaya bahwa ukiran sayur berasal dari masa dinasti Tang ( AD 618-906) dan dinasti Song (960-1279 M) di Tiongkok. Terlepas dari asal-usulnya, ukiran sayuran dipamerkan di banyak restoran Asia, kapal pesiar, hotel, dan berbagai tempat lainnya. Pada pertengahan abad ke-20, seni mengukir sayuran mulai tumbuh di luar Asia. Sejak itu budaya lain perlahan-lahan datang untuk menghargai keindahan dan budaya yang terkait dengan praktik tersebut. Hari ini, semua dapat mengagumi ukira

Sedikit Tentang The Wind Chime By Chef Felix

                                    Sejak tahun 2005, Bandung punya satu restaurant fine dining yang menyajikan berbagai sajian Western food berkelas, namanya The Wind Chime by  Chef Felix . Pernah dinobatkan sebagai salah satu restaurant terbaik di Asia versi The Miele Guide tahun 2009. Selain itu Chef Felix pun sudah dikenal sebagai salah satu chef terbaik di Bandung.  Di tahun 2017, The Wind Chime akhirnya buka kembali di daerah Pajajaran, tepatnya di  Jl. Arjuna No.63a, Arjuna, Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat 40172 - Indonesia. The Wind Chime Menyediakan Menu  A`la carte, adapun menunya sebagai berikut : THE INTERPLAY OF FLAVOURS Cold and hot starters Mixed Baby Greens (tender baby greens / balsamic dressings) Mushroom Cream Soup (butter roll) Roasted Pumpkin Soup (Croutons) Escargot (with fine herbs cream/pernod/croutons) Mushroom Tart (tarragon sauce/petit salad) Seared Foie Gras (portobelo/apple/crouton) Shrimp Bisque (bab